skip to main | skip to sidebar

About me

Unknown
Lihat profil lengkapku

Subscribe To

Postingan
    Atom
Postingan
Semua Komentar
    Atom
Semua Komentar

Archivo del blog

  • ▼ 2014 (43)
    • ► Desember (1)
    • ► November (4)
    • ▼ September (12)
      • Negosiasi Hp Samsung
      • Negosiasi Pembelian Pemain Bola
      • <!--[if !mso]> v\:* {behavior:url(#default#VML);}...
      • JUAL BELI SEMBAKO
      • JUAL BELI SEPEDA BEKAS
      • Negosiasi Penjualan Sebuah Mobil
      • Negosiasi demi Mendapatkan Flashdisk dengan Harga ...
      • Penjualan Sebuah Rumah Tua Iklan penjualan seb...
      • Penjualan Sebuah Rumah Tua Iklan penjualan s...
      • Penjualan Sebuah Rumah Tua Iklan penjualan seb...
      • Teks Negosiasi dalam bentuk Monolog
      • Tidak Dapat Kursi Jati Kursi Rotanpun Jadi
    • ► Agustus (26)

Followers

XI IPA 5

Selasa, 30 September 2014

Negosiasi Hp Samsung



Negosiasi Hp Samsung
Irvan adalah seorang siswa SMAN 2 BandarLampung, dia sudah 1 tahun sekolah disana. Namun selama dia sekolah di sana, dia hanya membawa hp fleksi yang tidak bisa digunakan untuk browsing tugas. Dikarenakan tugas yang semakin banyak dan uang tabungannya tidak begitu banyak, Irvanpun berencana untuk membeli hp yang second besok hari. (1)
Keesokan harinya Irvanpun mendatangi Mall Kartini (pusat gadget)untuk mencari hp yang dia inginkan. Di suatu kios hp irvan melihat tulisan “hp second murah!’’. Irvan pun masuk dan meminta untuk melihat hp Samsung. Dia bercerita kepada penjaga kios itu bahwa dia ingin mengganti hpnya karna hp yang lama tidak bisa digunnakan untuk membrowsing tugas. (2)
Kemudian penjaga kios tersebutpun megeluarkan hp Samsung tersebut. Ia pun mengatakan bahwa hp tersebut dalam kondisi bagus dan tidak terdapat lecet. Irvan pun meminta kelengkapan dari produk hp tersebut. (3)
Irvanpun melihat hp tersebut dalam kondisi bagus dan juga hp tersebut lengkap dengan casan, headset, dll. Lalu ia menanyakan harga hp tersebut dan dijawab oleh penjaga kios tersebut Rp.1.3 juta. Irvanpun mengatakan ia tidak memiliki uang segitu banyak. (4)      
Setelah bernegosiasi tentang harga hp tersebut, akhirnya penjaga kios tersebut pun memberika keringanan kepa Irvan. Akhirnya hp tersebut dijual dengan harga Rp.1 juta  kepada irvan. (5)
   Kemudian penjaga kios tersebut mengeluarkan kotak hp tersebut dan mengemasasinya. Irvan pun mengeluarkan uang hasil tabungannya selama ini sebesar Rp.1 juta dan uang tersebutpun diserahkan kepa penjaga kios tersebut. (6)
Akhirnya Irvanpun membawa pulang hp tersebut dan Irvanpun bisa membrowsing tugas-tugasnya tersebut. (7)   

Keterangan paragraf (struktur) :
- Paragraf 1 : Orientasi
- Paragraf 2 : Permintaan
- Paragraf 3 : Pemenuhan
- Paragraf 4 : Penawaran
- Paragraf 5 : Persetujuan
- Paragraf 6 : Pembelian
- Paragraf 7 : Penutup



NAMA : AGUNG AKBAR PUTRA BASTIAN
KELAS : XI IPA 5
TUGAS NEGOSIASI MONOLOG (CERITA)

                 
Diposting oleh Unknown di 02.22 0 komentar

Jumat, 26 September 2014

Negosiasi Pembelian Pemain Bola


            Micin adalah seorang pemain bola terkenal di Indonesia. Suatu hari, ada seorang bapak-bapak datang ke rumah Micin. Bapak – bapak itu menggunakan jas. Micin mempersilahkan Bapak itu masuk ke dalam rumahnya. Setelah duduk, ia menanyakan siapa Bapak tersebut. Ternyata Bapak tersebut adalah seorang manajer dari klub Abadi  United. Dia memperkenalkan namanya adalah Indra Jaya. (1)
            Setelah tau siapa Bapak tersebut, Micin menanyakan apa keperluan Pak Indra datang kerumahnya. Pak indra menjelaskan bahwa klubnya yaitu Abadi United sedang membutuhkan pemain striker yang memiliki kelincahan dan kecepatan. Kebetulan ia mendengar bahwa Micin adalah seorang pemain striker yang hebat, jadi ia bermaksud mengajak Micin untuk bergabung ke klubnya yaitu Abadi United. (2) 
            Kemudian Micin berkata bahwa ia memang pemain striker yang hebat, ia juga mengatakan bahwa ia sedang dalam istirahat dari bermain bola. Namun, ia sedikit tertarik dengan permintaan Pak Indra tersebut karena ia tahu bahwa Abadi United adalah salah satu klub terbesar dan terkenal di Indonesia. (3)
            Pak Indra mengatakan bahwa ia berani bayar tinggi jika Micin masuk ke klubnya tersebut. Micin lalu menanyakan gaji yang akan dibayar untuknya selama perbulan dan pertahun. Pak Indra membertahu bahwa ia akan menggaji Micin 20 juta perbulan dan 240 juta pertahun. Micin pun berkata bahwa harga tersebut , sangat murah untuk nya karena itu tidak sebanding dengan gaji sebelumnya.Micin meminta untuk menaikkan harganya lagi yaitu sebesar 30 juta perbulan dan 360 juta pertahun. (4)
            Akhirnya mereka melakukan negosiasi untuk mencari titik tengan harga gaji Micin tersebut. Setelah beberapa puluh menit akhirnya mereka mengahsilkan kesepakatan yaitu dengan gaji sebesar 25 juta perbulan 300 juta pertahun. (5)
            Setelah kesepakatan mereka dihasilkan, Pak Indra menunjukkan surat kesepakatan pemain bola kepada Micin untuk ditandatangani. Lalu Micin pun menandatangani surat tersebut. (6)
            Micin mengucapkan terima kasih dan ia mengatakan senang bekerja sama dengan Pak Indra. Pak Indra pun mengucapkan terima kasih kembali. Ia memberitahu Micin supaya minggu depan bisa langsung bergabung dengan klub Abadi tersebut. Lalu Pak Indra pamit pulang. (7)

Keterangan paragraf :
Paragraf 1 : Orientasi
Paragraf 2 : Permintaan
Paragraf 3 : Pemenuhan
Paragraf 4 : Penawaran
Paragraf 5 : Persetujuan
Paragraf 6 : Pembelian
Paragraf 7 : Penutup






Nama : Abiyyu Cakrabaskara
Kelas : XI IPA 5 

Diposting oleh Unknown di 18.00 0 komentar


Tugas Publikasi  Negosiasi Bahasa Indonesia

Cincin Bunda
Siang itu Shanty teringat dengan ulang tahun bundanya yang ke lima puluh. Ulang tahun itu jatuh pada kurang dari satu minggu lagi. Di ulang tahun bunda Shanty yang kesetengah abad itu, Shanty belum menyiapkan hadiah apapun. (1)

 

Shanty langsung saja menelpon kakaknya untuk merencanakan pembelian kado. Mereka teringat akan harapan bunda yang terakhir mereka dengar, yaitu cincin emas putih bermata merah. Setelah dibicarakan cukup lama melalui telpon, mereka berdua pun pergi ke toko perhiasan yang dimaksud pada  keesokan harinya. Dan benar saja, cincin itupun masih ada di etalase toko dengan warna mata yang berbeda. (2)

 
Shanty dan kakaknya menghampiri petugas dan menanyakan cincin emas putih bermata merah yang mereka inginkan. Rupanya cincin itu sudah habis dijual. Namun tak lama dari mereka bertanya, sang pemilik toko menghampiri mereka dan rupanya ia masih memiliki stok cincin tersebut. Keinginan merekapun terpenuhi. (3)

 
Setelah puas melihat keberadaan cincin, Shanty menanyakan harganya. Ternyata harganya sembilan juta rupiah! Hal ini membuat Shanty dan kakaknya menggelengkan kepala. Mereka mencoba menawar harga tersebut menjadi tujuh juta rupiah. Namun si pemilik toko menolak. (4)

 
Setelah lama bernegosiasi, akhirnya si pemilik toko melepas cincin itu dengan harga delapan juta rupiah. Tidak hanya itu, ada syarat lain agar cincin itu bisa dibawa pulang seharga delapan juta rupiah. Syaratnya yaitu Shanty harus membeli perhiasan lain seharga minimal dua juta rupiah. (5)

 
Dengan syarat yang menurut Shanty cukup mudah, Shantypun menyanggupinya. Akhirnya total belanja Shanty pada hari  itu sepuluh juta rupiah. Menurutnya dan kakaknya, harga itu sangat pantas untuk pembelian perhiasan super mewah tersebut. Akhirnya hari ulang tahun bunda Shantypun tiba. Shanty dan kakaknya datang membawa kue dan cincin yang mereka siapkan. Bunda Shantys sangat terharu begitu mengetahui kado yang begitu spesial. (6)

Penjelasan
paragraf 1: orientasi
paragraf 2: permintaan
paragraf 3: pemenuha
paragraf 4: penawaran
paragraf 5: klimaks dan persetujuan
paragraf 6: penutup
 
Nama         : Shofuro Dzatu Ishma
Kelas          : XI MIA 5
 
Diposting oleh Unknown di 16.28 0 komentar

JUAL BELI SEMBAKO


Teks Negosiasi

Pada suatu pagi yang cerah, dimana para pedagang tengah mejajarkan tikar dagangannya di lapak  Pasar Bambu Kuning. Seorang ibu muda bernama bu Juri berjalan sembari menenteng sebuah tas belanjaan yang baru setengah terisi.(1)
Tiba tiba, bu Juri teringat bahwa dia belum membeli cabai untuk pasokan bulanan keluarganya. Ia pun bergegas kembali ke toko kelontong langganannya. Segera setelah sampai ke toko kelontong Haji Daniel, tanpa berbasa-basi bu Juri langsung menanyakan apakah masih ada cabai yang tersedia di toko tersebut. Sebagai penjaga toko yang ramah, Haji Daniel segera melayani permintaan langganannya tersebut.(2)
Sungguh disayangkan, ternyata cabai yang dicari-cari oleh bu Juri baru saja terjual habis. Namun, karena mengerti kebutuhan pelanggannya tersebut, Haji Daniel pun menawarkan sekantong rampai dengan harga murah, juga menunjukan toko temannya yang mungkin masih ada pasokan cabai yang tersisa. Pada akhirnya, Bu Juri memutuskan untuk membeli rampai saja.(3)

 Sayangnya, bu Juri merasa tidak puas dengan sekantong rampai yang dihargai lima ribu rupiah, dia pun meminta potongan harga atas rampai tersebut. Haji Daniel mengatakan bahawa sebenarnya harga rampai tersebut sudah pas, akan tetapi akan dimurahkan hingga menjadi empat ribu rupiah. Bu Juri membalas dengan mengatakan bahwa biasanya ia mendapatkan rampat seharga seribu rupiah di pemasoknya langsung. Haji Daniel tertawa mendengar pernyataan bu Juri tersebut, ia pun mengatakan bahwa ia akan menawarkan sekantong rampai tersebut seharga tiga ribu rupiah. Bu Juri setuju, namun ia masih meminta dikurangi sedikit. Pada akhirnya, Haji Daniel setuju untuk menjual sekantong rampai tersebut seharga dua ribu lima ratus rupiah. Bu Juri pun menerimanya. (4)
Sesaat setelah beranjak keluar dari toko Haji Daniel Dia baru teringat masih ada stok cabai di kulkas. Pasokan yang benar - benar habis ternyata adalah pasokan rampai.  Bu Juri pun kembali ke rumahnya dengan bahagia.(5)
Penjelasan
paragraf 1: orientasi
paragraf 2: permintaan
paragraf 3: pemenuhan dan penawaran
paragraf 4: klimaks dan persetujuan
paragraf 5: penutup

Rachma Aulia
XI IPA 5
Diposting oleh Unknown di 15.05 0 komentar

JUAL BELI SEPEDA BEKAS

JUAL BELI SEPEDA BEKAS
Pada hari Minggu jam 08.00  pagi Pak Budi sedang bersantai di teras rumah sambil minum kopi dan membaca koran, ia melihat iklan jual beli sepeda bekas di koran. Ia tertarik ingin membelinya. Setelah membaca informasi nomor telpon sang penjual ia pun langsung menghubunginya. untuk menanyakan kebenaran informasi tentang iklan jual sepeda yang ada di koran. Dalam percakapan tersebut sang penjual  meminta Pak Budi untuk bertemu secara langsung di rumahnya. (1)
Keesokan harinya pada pukul 14.00 mereka bertemu di rumah penjual sepeda itu  untuk melakukan negosiasi jual beli sepeda sekaligus melihat sepeda yang dijual secara langsung. Pak Budi mendatangi rumah sang penjual itu, ia mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Dari dalam rumah terdengar suara seorang pemuda yang menjawab salam dan membukakan pintu untuk Pak Budi  lalu ia bertanya kepada Pak Budi Anda siapa dan ada keperluan apa datang kemari. Pak Budi menjabat tangan pemuda itu lalu memperkenalkan diri bahwa ia adalah Pak Budi yang kemarin menelpon  untuk menanyakan sepeda yang dijual pemuda itu. Pemuda itu menjabat tangan Pak Budi dan memperkenalkan diri bahwa ia adalah Widi yang memasang iklan jual sepeda di koran. Widi mempersilahkan Pak Budi untuk mengobrol di dalam rumahnya. (2)
Widi bertanya kepada Pak Budi apakah benar Pak Budi tertarik untuk membeli sepeda yang ia jual. Pak Budi pun menjawab bahwa ia sangat tertarik pada sepeda yang dijual oleh Widi, lalu Pak Budi bertanya apakah kondisi sepeda itu masih bagus. Widi menjawab bahwa sepeda itu baru ia beli sekitar 1 tahun yang lalu jadi kondisinya masih sangat bagus Widi menjualnya karna sepeda itu jarang ia pakai, Widi pun mengajak Pak Budi untuk melihat secara langsung sepedanya di Garasi rumah. (3) 
Setelah Pak Budi melihat sepedanya secara langsung ia berkata bahwa benar kondisinya masih sangat mengkilat seperti baru. Pak Budi pun langsung menanyakan harga sepeda ini. Widi menjawab bahwa ia mematok harga Rp.2.200.000. Pak Budi bertanya apakah harganya tidak bisa kurang lagi, Widi menjawab harga itu sesuai dengan kondisi sepeda yang masih sangat bagus Widi pun menanyakan berapa harga yang Pak Budi tawarkan. Pak Budi menjawab bagaimana kalau harganya Rp.1.500.000 saja. Widi berkata bahwa itu terlalu murah, tawaran dari Pak Budi masih sangat jauh di bawah standar. Pak Budi menjelaskan bahwa anggaran yang ia punya hanya segitu, lalu ia bertanya bagaimana kalau ia naikkan Rp.100.000. Widi menjawab bahwa ia belum bisa melepas sepeda itu dengan harga yang Pak Budi tawarkan, Widi pun memberi pilihan kalau Pak Budi memang sangat ingin membeli sepeda ini ia bisa memberi waktu 1 minggu untuk Pak Budi melunasinya. Pak Budi berkata bahwa itu alternatif yang bagus, ia memang sangat ingin membeli sepeda itu namun masalah harga yang belum sesuai, Pak Budi bertanya kepada Widi bagaimana kalau harganya Rp.1.800.000. Widi menjawab bahwa ia akan melepas sepeda itu dengan harga Rp.2.000.000 kalau di bawah harga ini maka ia belum bisa menjual sepeda ini kepada Pak Budi. (4)
Akhirnya Pak Budi pun setuju harga sepeda itu Rp.2.000.000 ia berkata kepda Widi bahwa ia akan membayar separuh tunai disini dan sisanya lagi akan ia cicil selama seminggu seperti alternatif yang telah disepakati tadi. Widi menyetujuinya lalu ia menyerahkan surat jual beli untuk di tanda tangani oleh Pak Budi. Pak Budi menanda tangani surat tersebut lalu memberikan uang yang telah di sepakati tadi kepada Widi (5)
Widi  mengucapkan terima kasih, ia mengatakan bahwa ia senang bekerja sama dengan Pak Budi. Pak Budi pun mengucapkan terima kasih kembali, lalu ia menyerahkan alamat rumahnya agar Widi bisa mengantarkan sepeda itu ke rumah pak Budi. Setelah itu Pak Budi mohon pamit pada Widi karna ia ada urusan lain. Widi pun mempersilahkan Pak Budi untuk pergi. (6)

Keterangan paragraf (struktur) :
  • Paragraf 1 : Orientasi
  • Paragraf 2 : Permintaan
  • Paragraf 3 : Pemenuhan
  • Paragraf 4 : Penawaran
  • Paragraf 5 : Persetujuan, dan pembelian
  • Paragraf 6 : Penutup
NAMA : MARIZA FANNY AYU
KELAS : XI IPA 5




Diposting oleh Unknown di 09.44 0 komentar

Kamis, 25 September 2014

Negosiasi Penjualan Sebuah Mobil

            Rudi adalah seorang karyawan yang baru bekerja sekitar tiga bulan.  Selama ini ia hanya menggunakan kendaraan motor untuk bekerja, namun ia merasa itu sangat berbahaya untuk keselamatannya. Dikarenakan jarak dari rumah dan kantornya sangat jauh dan melewati jalan perbatasan kota yang sering dilalui oleh truk-truk besar. Rudi berencana membeli sebuah mobil, namun ia merasa dengan gaji karyawan baru itu tidak cukup untuk membeli mobil yang baru. Dan ia berencana untuk membeli mobil bekas saja namun yang masih bagus. Akhirnya dia menemukan iklan sebuah mobil bekas di sebuah media informasi koran.  Setelah membaca iklan tersebut, ia menghubungi nomor yang dicantumkan oleh si penjual. Akhirnya mereka membuat janji untuk bertemu keesokan harinya di rumah si penjual. (1)
            Keesokan harinya Rudi mendatangi rumah tersebut dan langsung di sambut oleh
seorang pria yang terlihat sudah sedikit tua, yang ternyata si penjual mobil tersebut.
Rudi mengucapkan salam sambil berjabat tangan dan memperkenalkan namanya Rudi
Handoko. Pria itupun menjawab salam sambil berjabat tangan dan memperkenalkan             
namanya Andy Berlian. Pak Andy mempersilahkan Rudi masuk dan duduk di ruang tamu.
Lalu ia menanyakan kebenaran Rudi yang tertarik dengan mobil tersebut. Rudi
mengatakan ia tertarik dengan mobil tersebut. (2)
            Lalu, Rudi meminta Pak Andy untuk menunjukkan mobil tersebut, karena ia ingin
melihat secara dekat kondisi fisik mobil tersebut. Pak Andy pun mengajak Rudi ke garasi
 tempat mobil tersebut. Ia memberitahu bahwa ia membeli mobil tersebut sekitar 2
 tahun yang lalu dan kondisinya masih sangat bagus sekali. Rudi menanyakan mengapa     
Pak Andy ingin menjual mobil tersebut. Dan Pak Andy memberikan alasannya yaitu
karena ia merasa mobil tersebut terlalu kecil untuk ia dan keluarganya, ia ingin
mengganti dengan mobil yang lebih besar. (3)
            Kemudian Pak Andy menunjukkan keadaan dalam mobil dan mesin mobil. Ia
mengatakan bahwa mobil ini sangat terawat dan ia rutin servis mobil tersebut setiap        
 bulannya. Rudi pun meminta izin untuk mengecek perlengkapan mobil tersebut,
 ternyata perlengkapannya masih sangat lengkap. (4)
            Rudi merasa cocok dengan mobil tersebut, lalu ia menanyakan harga mobil yang
ditawarkan oleh Pak Andy tersebut. Lalu Pak Andy menjawab bahwa ia menjual mobil
 tersebut dengan harga 180 juta rupiah. Rudi pun sedikit terkejut mendengarnya. Ia
 mengatakan bahwa ia belum memiliki uang sebanyak itu dan ia menawar dengan               
harga 150 juta rupiah. Namun, Pak Andy keberatan dengan harga tersebut ia
menjelaskan bahwa kondisi mobilnya masih sangat bagus jadi terlalu murah untuk
harga segitu. (5)
            Setelah beberapa puluh menit bernegosiasi tentang harga, akhirnya mereka
mencari jalan tengah dan dihasilkan kesepakatan harga yaitu sebesar 165 juta rupiah.   
Dan Rudi harus membayar dengan melunasi setengahnya melalui rekening dan
setengahnya lagi dicicil selama 6 bulan. (6)
            Kemudian Pak Andy mengambil surat keputusan penjualan mobil dan menyuruh
 Rudi untuk menandatangani surat tersebut. Rudi pun menandatangani mobil tersebut.     
 Pak Andy juga memberikan nomor rekening nya ke Rudi. Ia meminta Rudi
memberitahukannya jika ia sudah mentransfer uang tersebut. (7)
            Setelah mereka melakukan persetujuan tersebut, Rudi memohon izin untuk kembali
ke kantornya karena ia masih memiliki pekerjaan di kantor. Pak Andy mempersilahkan
Rudi untuk kembali ke kantornya. Rudi mengucapkan terima kasih sambil berjabat  tangan dan memberi salam, Pak Andy pun mengucapkan terima kasih kembali sambil
menjabat tangannya dan menjawab salam dari Rudi. (8)

Keterangan paragraf (struktur) :
- Paragraf 1 dan 2 : Orientasi
- Paragraf 3 : Permintaan
- Paragraf 4 : Pemenuhan
- Paragraf 5 : Penawaran
- Paragraf 6 : Persetujuan
- Paragraf 7 : Pembelian
- Paragraf 8 : Penutup




        NAMA : SHINTIYA DEVI S
        KELAS : XI IPA 5
        TUGAS NEGOSIASI MONOLOG (CERITA)
Diposting oleh Unknown di 06.39 0 komentar

Negosiasi demi Mendapatkan Flashdisk dengan Harga Murah

Matahari sudah condong ke arah barat yang di tandai dengan langit bak tudung bumi berwarna oranye keemasan. Jam dinding yang bertengger di dinding salah satu toko Elektronik berdentang lima kali bersamaan dengan langkah besar-besar seorang gadis yang masih berbalut seragam SMA. Ekor matanya bergerak tanpa ritme seakan sedang mencari sesuatu yang hilang. Seorang wanita paruh baya yang tadinya duduk sambil berkutat dengan ponselnya sontak berdiri tatkala manik matanya menangkap bayangan siswi tersebut. Dia tersenyum sambil menanyakan apa keperluan gadis tersebut.


Sang gadis bertutur pada wanita tersebut bahwa ia hendak membeli sebuah flashdisk berukuran 16GB. Dengan cekatan wanita tersebut membawakan sejumlah flashdisk berwarna-warni, dengan ukurannya sama yang tentunya, sesuai dengan permintaan gadis tersebut. 

Binar mata gadis itu tiba-tiba saja menjadi luntur sesaat ia melihat flashdisk yang disediakan oleh wanita penjual flashdisk. Dia bertanya apakah tidak ada merk lain sebab ia kurang suka dengan merk tersebut. Dahi wanita tersebut berkerut mendengar pernyataan dari pelanggannya kali ini. Ia kemudian bertanya mengapa, lalu gadis itu bilang bahwa merk yang ini cenderung mudah rusak. Wanita itu membantah dan berkata kalau semuanya tergantung pemakaian individu masing-masing. Gadis itu tersenyum, senyuman yang tak ingin kalah, dan ia menjawab  dengan nada tinggi bahwa seharusnya kita jangan menyamakan kualitas dengan pemakaian individunya. Pada akhirnyapun sang wanita mengalah dan kemudian berkata apakah sang gadis masih menginginkan flashdisk 16GB, untuk mengalihan pembicaraan. Ia mengangguk namun sorot matanya kelihatan kecewa melihat merk yang tersedia. Dan benar saja, ia kemudian bertanya apakah ada merk lain yang dijual ditoko tersebut. Lalu, wanita mengeluarkan sejumlah flashdisk yang baru saja dibeli olehnya. Binar mata gadis itu kembali lagi, tanpa basa-basi ia bertanya harga flashdisk yang baru saja dikeluarkan. 

Seratus dua puluh ribu rupiah, jelasnya. Gadis itu kaget, mulutnya sedikit menganga dan manik matanya membesar, sepersekian detik kemudian raut wajahnya berubah menjadi sedikit ingin dikasihani. Dengan nada merajuk ia meminta sang wanita agar menurunkan harga flashdisk menjadi seratus ribu. Awalnya sang wanita tetap bersikukuh, namun sang gadis kembali merayu dengan uang saku pelajar SMA. Kembali ia menatap raut wajah yang seakan ingin dikasihani itu, sorot mata yang redup dan bibir yang melengkung kebawah membuat sang wanita penjual flashdisk hatinya terenyuh. 

Akhirnya, ia memasang harga seratus sepuluh ribu, walaupun berbeda sepuluh ribu dengan harga yang ditawarkan oleh sang gadis, mau tak mau sang gadis mengeluarkan sejumlah uang seratusan dengan dua uang lima ribuan dari dompetnya dan diulurkannya uang tersebut sebagai tanda pembayaran atas flashdisk tersebut. Wanita itu meraih uang itu kemudian menyodorkan sebuah plastik putih berisikan flashdisk 16GB dengan merk yang gadis itu inginkan. 

Dengan ramah ia mengucapkan terimakasih dan berkata untuk datang kembali dan dijawab dengan anggukan mantap sang gadis SMA. Gadis itu mengenggam plastik erat-erat sambil tersenyum puas karena ia dapat membeli hal yang ia inginkan dengan harga yang sedikit merunduk.

Catatan:

    • Merah: Orientasi
    • Oranye: Permintaan
    • Biru: Pemenuhan
    • Hijau: Penawaran
    • Ungu: Pembelian
    • Merah muda: Penutup
Diposting oleh Unknown di 05.17 0 komentar

Senin, 22 September 2014

Penjualan Sebuah Rumah Tua

Iklan penjualan sebuah rumah tua seluas dua ratus meter per segi telah tersebar di mana-mana. Akhirnya,berita tersebut sampai ke telinga seorang pegawai negeri sipil bernama Eka Hidayati yang baru saja berkeluarga. Ia ingin membeli rumah itu untuk kehidupan baru bersama suaminya. Ia berusaha mencari tahu mngenai rumah tersebut dan menghubungi penjual dari rumah tua itu.Setelah berkomunikasi melalui telepon, mereka membuat janji untuk bertemu.
Eka mendatangi rumah tua yang dimaksud, ia mengetuk pintu dan mngucapkan salam. Tiba tiba, terdengar suara balasan salam dan seorang wanita setengah baya membukakan pintu. Wanita tersebut tersenyum dan bertanya siapakah Anda dan apa maksud kedatangannya, lalu Eka mengulurkan tangan dan memperkenalkan diri bahwa dia adalah Eka Hidayati calon pembeli rumah tersebut. Wanita setengah baya itupun menjabat tangan dan memperkenalkan diri bahwa ia adalah Agustina Fadilla Gunata, penjual dari rumah tersebut. Setelah itu, Agustina mempersilahkan Eka untuk masuk dan melihat-lihat keadaan rumah.
Si Penjual memberitahu mengenai kondisi dan letak rumah. Eka mulai bertanya mengenai harga yang ditawarkan, lalu Agustina menjawab bahwa harga yang sesuai ialah enam ratus lima puluh juta rupiah. Eka, si Pembeli langsung terkejut mendengar harga yang ditawarkan oleh si Penjual dan Eka menolak harga tersebut dikarenakan kondisi rumah yang kurang sesuai dengan harga yang sangat mahal. Eka juga menjelaskan bahwa kondisi rumah sangat buruk mulai dari atap yang bocor sampai dinding yang sudah mulai berlumut.
Kemudian, Eka menawarkan untuk menurunkan harga menjadi lima ratus tujuh puluh lima juta rupiah, akan tetapi si Penjual tidak setuju karena harga tersebut sangat jauh dari standar. Setelah itu, si Penjual memberi usulan yaitu dengan melakukan perbaikan rumah tua tersebut. Tetapi harga yang ditetapkan oleh si Penjual ialah seperti harga awal yaitu enam ratus lima puluh juta rupiah.
Akhirnya Eka menerima tawaran yang diajukan oleh si Penjual yaitu dengan melakukan perbaikan, tetapi Eka tetap tidak setuju dengan harga yang ditetapkan. Lalu, Eka mengajukan harga yaitu enam ratus tiga puluh juta rupiah. Si Penjual mensetujui harga tersebut dengan syarat Eka diharuskan untuk membayar secara langsung tidak dengan mengangsur. Apabila Eka melakukan pembayaran dengan mengangsur, maka ia akan dikenakan bunga sebesar 0,5 persen.
Eka pun bertanya mengenai pengurusan berkas-berkas pemindahan kepemilikan rumah tersebut, si Penjual menjelaskan bahwa masalah pengurusan berkas-berkas dia akan melakukannya. Tetapi, Eka akan dikenakan biaya penyewaan notaris sekitar tiga juta rupiah.
Setelah Eka melakukan persetujuan atas proses pembelian yang akan ia tempuh, ia mengucapkan terima kasih kepada Agustina sebagai penjual yang telah melayaninya dengan sepenuh hati. Si Penjual berkata bahwa ia akan berusaha menyelesaikan pengurusan rumah tersebut tepat waktu.

NAMA                         : AGUSTINA FADILLA GUNATA
KELAS                        : XI IPA 5

NO ABSEN                 : 4
Diposting oleh Unknown di 07.00 0 komentar

Minggu, 21 September 2014

Penjualan Sebuah Rumah Tua


Iklan penjualan sebuah rumah tua seluas dua ratus meter per segi telah tersebar di mana-mana. Akhirnya,berita tersebut sampai ke telinga seorang pegawai negeri sipil bernama Eka Hidayati yang baru saja berkeluarga. Ia ingin membeli rumah itu untuk kehidupan baru bersama suaminya. Ia berusaha mencari tahu mngenai rumah tersebut dan menghubungi penjual dari rumah tua itu.Setelah berkomunikasi melalui telepon, mereka membuat janji untuk bertemu.
Eka mendatangi rumah tua yang dimaksud “Assalammualaikum. Permisi Bu, apakah Anda pemilik dari rumah yang ingin dijual ini?” lalu si Penjual berkata, “Waalaikumsalam. Iya benar, perkenalkan nama saya Agustina Fadilla Gunata. Apakah Anda yang ingin membeli rumah ini?”. “Iya, bolehkah saya melihat-lihat?” Eka bertanya, “Silahkan masuk, Bu” si Penjual mempersilahkan Eka.
Si Penjual memberitahu mengenai kondisi dan letak rumah. Eka mulai bertanya mengenai harga yang ditawarkan “Bagaimana dengan harga rumah ini, Bu?”, “Harga yang saya tawarkan sekitar enam ratus lima puluh juta rupiah” si Penjual menjawab. “Wah itu tidak mungkin, harga yang Anda tawarkan sangat jauh dari harga yang sesuai dengan kondisi rumah ini” Eka menjelaskan kondisi rumah yang kurang baik dari atap yang bocor sampai dinding yang berlumut.
“Bagaimana jika harga rumah ini turun menjadi lima ratus tujuh puluh lima rupiah?” Eka, si Pembeli menawarkan harga yang sesuai dengan rumah tua itu. Tetapi si Penjual menolak “Maaf Bu, tetapi harga tersebut sangat jauh dari standar”, “Rumah tersebut pun tidak sesuai dengan standar yang Anda maksud” protes si Pembeli. Si Penjual memutuskan untuk mengambil jalan tengah “Bagaimana jika saya melakukan renovasi terlebih dahulu, namun harga yang saya tetapkan adalah enam ratus lima puluh juta rupiah”.
“Saya setuju dengan renovasi yang akan Anda lakukan, tetapi harga nya masih terlalu mahal. Bagaimana jika harganya menjadi enam ratus tiga puluh juta rupiah?”. Si Penjual mensetujui harga yang ditawarkan oleh Eka, tetapi Eka harus membayar secara langsung apabila tidak maka Eka akan dikenakan bunga sebesar 0,5 pesen dari harga yang telah ditentukan. Akhirnya Eka setuju atas tawaran yang diberikan oleh si Penjual.
Eka bertanya, “Lalu, bagaimana dengan pengurusan berkas-berkas rumah ini?”, “Kalau masalah itu, saya yang akan melakukan pengurusannya tetapi Anda akan dikenakan biaya atas penyewaan notaris sekitar tiga sampai empat juta” si Penjual memperjelas. “Lalu, sekitar satu bulan dari sekarang rumah ini sudah menjadi atas nama Anda” lanjut si Penjual.
“Baiklah saya setuju” Eka tersenyum satelah mencapai kesepakatan tersebut. Eka pun berjabat tangan dengan si Penjual“Terimakasih atas kepercayaan Anda, saya akan berusaha menyelesaikan semuanya tepat waktu”. Eka berkata, “Kalau begitu saya mohon pamit”, “Selamat beraktifitas kembali”. Akhirnya Bu Eka berhasil membeli rumah tersebut dengan harga yang diinginkan.

NAMA                        : AGUSTINA FADILLA GUNATA
KELAS                       : XI IPA 5
NO ABSEN                : 4
Diposting oleh Unknown di 08.02 0 komentar
Penjualan Sebuah Rumah Tua

Iklan penjualan sebuah rumah tua seluas dua ratus meter per segi telah tersebar di mana-mana. Akhirnya,berita tersebut sampai ke telinga seorang pegawai negeri sipil bernama Eka Hidayati yang baru saja berkeluarga. Ia ingin membeli rumah itu untuk kehidupan baru bersama suaminya. Ia berusaha mencari tahu mngenai rumah tersebut dan menghubungi penjual dari rumah tua itu.Setelah berkomunikasi melalui telepon, mereka membuat janji untuk bertemu.
Eka mendatangi rumah tua yang dimaksud “Assalammualaikum. Permisi Bu, apakah Anda pemilik dari rumah yang ingin dijual ini?” lalu si Penjual berkata, “Waalaikumsalam. Iya benar, perkenalkan nama saya Agustina Fadilla Gunata. Apakah Anda yang ingin membeli rumah ini?”. “Iya, bolehkah saya melihat-lihat?” Eka bertanya, “Silahkan masuk, Bu” si Penjual mempersilahkan Eka.
Si Penjual memberitahu mengenai kondisi dan letak rumah. Eka mulai bertanya mengenai harga yang ditawarkan “Bagaimana dengan harga rumah ini, Bu?”, “Harga yang saya tawarkan sekitar enam ratus lima puluh juta rupiah” si Penjual menjawab. “Wah itu tidak mungkin, harga yang Anda tawarkan sangat jauh dari harga yang sesuai dengan kondisi rumah ini” Eka menjelaskan kondisi rumah yang kurang baik dari atap yang bocor sampai dinding yang berlumut.
“Bagaimana jika harga rumah ini turun menjadi lima ratus tujuh puluh lima rupiah?” Eka, si Pembeli menawarkan harga yang sesuai dengan rumah tua itu. Tetapi si Penjual menolak “Maaf Bu, tetapi harga tersebut sangat jauh dari standar”, “Rumah tersebut pun tidak sesuai dengan standar yang Anda maksud” protes si Pembeli. Si Penjual memutuskan untuk mengambil jalan tengah “Bagaimana jika saya melakukan renovasi terlebih dahulu, namun harga yang saya tetapkan adalah enam ratus lima puluh juta rupiah”.
“Saya setuju dengan renovasi yang akan Anda lakukan, tetapi harga nya masih terlalu mahal. Bagaimana jika harganya menjadi enam ratus tiga puluh juta rupiah?”. Si Penjual mensetujui harga yang ditawarkan oleh Eka, tetapi Eka harus membayar secara langsung apabila tidak maka Eka akan dikenakan bunga sebesar 0,5 pesen dari harga yang telah ditentukan. Akhirnya Eka setuju atas tawaran yang diberikan oleh si Penjual.
Eka bertanya, “Lalu, bagaimana dengan pengurusan berkas-berkas rumah ini?”, “Kalau masalah itu, saya yang akan melakukan pengurusannya tetapi Anda akan dikenakan biaya atas penyewaan notaris sekitar tiga sampai empat juta” si Penjual memperjelas. “Lalu, sekitar satu bulan dari sekarang rumah ini sudah menjadi atas nama Anda” lanjut si Penjual.
“Baiklah saya setuju” Eka tersenyum satelah mencapai kesepakatan tersebut. Eka pun berjabat tangan dengan si Penjual“Terimakasih atas kepercayaan Anda, saya akan berusaha menyelesaikan semuanya tepat waktu”. Eka berkata, “Kalau begitu saya mohon pamit”, “Selamat beraktifitas kembali”. Akhirnya Bu Eka berhasil membeli rumah tersebut dengan harga yang diinginkan.


NAMA                         : AGUSTINA FADILLA GUNATA
KELAS                        : XI IPA 5

NO ABSEN                 : 4
Diposting oleh Unknown di 07.59 0 komentar

Kamis, 18 September 2014

Teks Negosiasi dalam bentuk Monolog

Menjelajahi Pasar Ubud

                Pasar Ubud adalah salah satu pasar yang terkenal di Bali. Pasar ini juga terkenal oleh para turis. Lokasi pasar ini sangatlah stategis, di depan Puri Agung Saren Ubud. Tepatnya di persimpangan Jalan Monkey Forest. Pasar ini juga pernah menjadi lokasi shooting film Hollywood “Eat, Pray, Love” yang dibintangi Julia Roberts. Karena pasar ini sangat terkenal anak SMAN 2 Bandar Lampung singgah di pasar ini saat “study tour” untuk membeli cendramata.
                Pasar ini terkenal juga dengan tas anyaman, baju-baju bertuliskan Bali, pakaian tradisional Bali, sampai patung dan lukisan seperti pasar lainnya. Saat itu Indah ingin mencari tas anyaman untuk seorang kakaknya.
                Kami pun mengelilingi pasar tersebut. Pada di lantai dua kami melihat tas anyaman yang cantik. Indah pun sangat menyukainya dengan sekali melihatnya tetapi ia tidak melihat warna biru kesukaan kakaknya. Lalu ia bertanya kepada si Penjual “Mbak apakah tas ini ada yang warna biru Mbak ?” , lalu si Penjual bertanya “ada Dik mari masuk kedalam”.
                Indah melihat label harga yang tergantung di tas itu, lalu ia bertanya “Mbak bisa tidak kalau saya ambil ini dengan harga Rp 200.000,00 saja ?”. si Penjual berkata “wah tidak bisa Dik bagaimana kalau ditambah tiga puluh ribu saja ?”. Indah berkata “ Ayolah Mbak uang saku saya kesini sangatlah sedikit”. Lalu si Penjual berkata “ baiklah dua ratus dua puluh ribu rupiah saja ya Dik “ lalu Indah pun bertanya dengan temannya Nia “ Nia kalau dua ratus dua puluh ribu rupiah kemahalan tidak ya ?” Nia menjawab “Kalau menurutku si kemahalan, Ndah “.
                Indah pun tidak putus asa untuk bernegosiasi dengan si Penjual. “ Ayolah Mbak kurangi sajalah sedikit minimal dua puluh ribu lagi “.Si Penjual sepertinya sudah merasa kasihan dengan si Indah yang selalu menawar terus-menerus dengan wajah yang sedikit lemas. Maka dari itu si Penjual setuju dengan harga yang indah usulkan.
                Si Penjual setuju memberikan jumlah harga yg Indah usulkan. Indah pun tampak sangat bahagia dan ia berkata “ terima kasih Mbak ini uangnya” Indah pun memberikan uangnya tersebut ke Penjual. Lalu si Penjual tersenyum melihat Indah yang tampak kegirangan mendapatkan tas itu.

                Setelah itu, Indah pun berterima kasih kepada Penjual dan berkata akan kembali lagi jika ia mendapat kesempatan untuk pergi ke Bali lagi. Lalu ia meninggalkan toko itu dengan wajah gembira bersama temannya.

Karya :Indah Monisa Firdiantika
Diposting oleh Unknown di 22.40 0 komentar

Tidak Dapat Kursi Jati Kursi Rotanpun Jadi



Awal September  biasanya seorang Pekerja mendapatkan penghasilan dari hasil kerjanya begitu juga dengan  Pak Tony seorang karyawan PT Gula Mataram , ia  mendapatkan gaji dari Perusahaan tempat ia bekerja, ia ingat bahwa kursi tamu dirumahnya sudah rusak, jadi ia ingin mengganti  kursi tamu yang kurang layak tersebut.
Minggu pagi Pak Tony ke Toko cahaya ia  dilayani oleh karyawan toko kemudian karyawan toko menyapa Pak Toni “Selamat pagi, Pak ada yang bisa saya bantu ?”  “Selamat pagi ,Mas. Ya saya ingin membeli kursi tamu.” Pak Toni Menjawab.
karyawan Toko tersebut mempersilahkan Pak tony untuk melihat beberapa kursi yang ada di toko. kemudian Pak Tony bertanya “berapa harga untuk kursi jati Jepara ?” lalu karyawan menjawab “Untuk harga kursi Jati Jepara satu set di toko kami dua juta rupiah , Pak.” Lalu Pak tony menjawab “Wah,mahal sekali,ada yang lebih murah tidak ?” karyawanpun menjawab “Maaf, Pak di toko kami harga tersebut sudah termasuk murah.”   
Setelah itu Pak Toni menawar harga kursi terebut satu juta rupiah tetapi karyawan menolak tawaran dari Pak Toni karena harga tersebut sudah pas dengan kualitas kursi jati yang bagus.Setelah itu karyawan menawarkan kursi yang lebih murah dari kursi jati Jepara yaitu kursi rotan  kemudian Pak Toni menayakan harga kursi rotan dan harga kursi rotan tersebut satu juta delapan ratus  ribu rupiah namun Pak Toni menawar harga yaitu delapan ratus ribu rupiah dan karyawan monolak tawaran tersebut “Tidak bisa pak kursi tersebut  banyak yang mencarinya dan kursinya tinggal satu  ”Karyawan berkata.”Yah ,Mas kursinya hanya 1 warna saya tidak bisa memilihnya,oleh karena itu bisa kurang ya Mas ?” Pak Tony berkata. Lalu karyawan menjawab penawaran harganya tidak bisa kurang dari setengah harga lalu Pak Tony  menawar satu juta rupiah. “Sudahlah,Pak satu juta lima ratus sudah harga pas jika Bapak menawar satu juta rupiah kami rugi , Pak belum upah angkut jasanya,karena Bapak datang pagi kami kasih harga pas saja.”
Lalu Pak Tony menyetujuinya. “Ini Pak notanya silahkan tanda tangan dan tulis alamat bapak”karyawan berkata.”
baiklah,ini uang dan notanya”pak Tony berkata.kemudian pak Tony bertanya “Jam berapa kursinya ingin diantar?” lalu karyawan menjawab “kursinya langsung saya antar sekarang , Pak”
 Pak Tony mengucapkan Terima kasih pada karyawan dan karyawan membalas sama sama.  akhirnya dengan bernegosiasi yang cukup lama Pak Tony mendapatkan kursi rotan yang harganya lumayan terjangkau dan dapat dipakai untuk ruangan Tamu.

Nama                   : Tria Mailan Karemoi
Kelas                    : XI IPA 5
Diposting oleh Unknown di 22.26 0 komentar
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod